KASUS SYAHRUL YASIN LIMPO BISA MEREMBET KE MASALAH LUMBUNG PANGAN PRABOWO SUBIANTO

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berdasarkan laporan Masyarakat lalu diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas pengisian jabatan kosong atau jual beli jabatan dan uangnya diserahkan kepada Syahrul Yasin Limpo yang berwenang mengisi jabatan tersebut. Setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan minimal dua alat buktinya, maka Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan menetapkan Syahrul Yasin Limpo sebagai tersangka. Lalu Menggeledah Rumah Dinas Syahrul Yasin Limpo dan menyita uang puluhan miliar berupa uang rupiah dan uang asing yang jumlah seluruhnya sebesar Rp. 30 milyar dan 12 pucuk senjata api.

Padahal ada Proyek Food Estate atau lumbung pangan yang diserahkan Presiden Joko Widodo kepada Prabowo Subianto supaya dikerjakannya untuk membuka lahan dengan cara membabat hutannya di Kalimantan. Untuk menanam singkong tetapi Prabowo Subianto menyerahkan lagi Proyek Food Estate atau lumbung pangan kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk dikerjakan dengan anggaran puluhan milyar rupiah yang ternyata gagal total.

Ternyata hanya membuka hutan untuk lahan pertanian seluas ribuan hektar dan tanaman ubinya tidak ada yang berhasil. Yang ada hanya tanah gersang yang sudah menghabiskan anggaran puluhan milyar dan tidak ada hasilnya, sampai Hasto Kristiyanto Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menyatakan Proyek Food Estate atau Lumbung Pangan merupakan pelanggaran lingkungan hidup dimana ribuan hutan ditebang yang tidak ada hasilnya. Demikian juga puluhan milyar anggaran habis sia-sia semua yang diduga dikorupsi.

Kemungkinan besar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo ikut bertanggung jawab atas kegagalan Proyek Food Estate atau lumbung pangan tersebut yang menimbulkan kerugian kepada negara sampai puluhan milyar rupiah, dimana pengrusakan hutan tersebut yang disebabkan Proyek Food Estate atau lumbung pangan. Proyek food estate atau lumbung pangan untuk mengantisipasi munculnya kelangkaan pangan beberapa tahun kedepan dan jauh sebelumnya sudah dipersiapkan, dan saking pentingnya Food Estate atau lumbung pangan, membuat Presiden Joko Widodo menyatakan kalau nanti Ganjar Pranowo menang menjadi Presiden dan selesai dilantik agar langsung menangani Proyek Food Estate atau lumbung pangan yang merupakan salah satu kritikan pedas kepada Calon Presiden Prabowo Subianto atas kegagalannya dalam menangani Proyek Food Estate atau lumbung pangan tersebut.

Prabowo Subianto selaku Menteri Pertahanan dan Calon Presiden dan Syahrul Yasin Limpo selaku Menteri Pertanian dapat dijadikan tersangka atas kegagalan Proyek Food Estate atau lumbung pangan tersebut yang sudah menghabiskan anggaran negara puluhan milyar rupiah yang diduga dikorupsi yang ancaman hukumannya ada tiga tingkat yaitu tingkat Pertama dengan ancaman hukuman mati yang diwujudkan ditembak dari jarak dekat, tingkat kedua dengan hukuman seumur hidup yang perwujudannya berada dalam lembaga pemasyarakatan selama seumur hidup, dan tingkatan ketiga dengan hukuman badan maksimal selama dua puluh tahun penjara. Belum lagi setelah ditetapkan sebagai tersangka, maka perlu dilakukan penangkapan dan penahanan di rumah tahanan atau rutan atau penjara untuk menghilangkan kekhawatiran bahwa sipelaku bisa melarikan diri dari dalam negeri atau melarikan diri keluar negeri yang berakibat perkaranya tidak bisa disidangkan, dikhawatirkan juga sipelaku dapat mempengaruhi para saksi agar nanti memberikan keterangan yang tidak benar dimuka persidangan yang berkibat perkaranya bisa dibebaskan oleh Hakim, serta demikian juga dikhawatirkan sipelaku bisa merusak barang bukti atau menghilangkan barang bukti yang berakibat memperlemah pembuktian karena barang bukti sudah dirusak atau dihilangkan tersangka yang tidak bisa dipakai lagi untuk memperkuat alat bukti berupa keterangan saksi, keterangan saksi ahli, surat, bukti elektronik, dan keterangan terdakwa.